Selasa, 15 Juni 2010

Masya Allah . . . Cewek Pelajar Nyambi Jadi PSK... Bandung


Puluhan pelajar di Kota Bandung terang-terangan mengaku menjadi pekerja seks komersial (PSK). Data tersebut diperoleh dari LSM Cemara, yang fokus menangani masalah narkoba, HIV/Aids, dan eksploitasi seksual anak (Eska).

Menurut aktivis LSM Cemara, Eli, dari 200 PSK yang ditangani, sebanyak 20 orang ternyata masih berstatus pelajar SMA aktif. Mereka tersebar di sekolah-sekolah Kota Bandung.

"Dari 200 wanita pekerja seks (WPS),20 orang berstatus pelajar SMA aktif. Usianya rata-rata sekitar 16-17," kata Eli kepada wartawan di Restoran BMC Bandung, Selasa (15/6/2010) siang.

Eli mengatakan, data tersebut diperoleh dari hasil penyuluhan yang mereka lakukan secara rutin, di tempat mangkal mereka. Mereka biasanya di antaranya di kawasan Cihampelas, Braga, Dago, dan Stasiun Bandung.

"Kami rutin seminggu dua kali jemput bola ke tempat mereka mangkal. Kami melakukan penyuluhan mengenai bahaya HIV AIDS agar mereka bebas dari kegiatan eksploitasi anak," kata Eli.

Lebih jauh Eli mengatakan, para pelajar SMA tersebut rata-rata terjerumus menjadi PSK karena pergaulan bebas dengan pacar. Meski rutin melakukan penyuluhan, kata dia, sampai saat ini mereka masih melakukan aktivitas tersebut.

"Memang tidak setiap hari. Rata-rata mereka melakukannya satu atau dua kali dalam satu bulan," kata Eli.

Eli menambahkan, ke-20 pelajar SMA tersebut tidak terlibat dalam jaringan. Mereka masing-masing berjalan sendiri-sendiri. "Memang, ada juga yang sudah saling mengenal. Tapi mereka tidak terlibat jaringan, dan berjalan sendiri-sendiri," tandas Eli.

Tak hanya SMA, pelajar SMP pun ada juga yang menjadi PSK. Hal tersebut diungkapkan Project Officer Save the Children Jabar, Eko Kriswanto, Selasa (15/6/2010).

"Selain membayar dengan uang, ada juga lelaki yang cukup membayar dengan pulsa," kata Eko.

Eko mengatakan, bagi para pelajar, perilaku tersebut bisa mengganggu psikologis. Apalagi, kata dia, jika sampai pelajar itu hamil dan melakukan aborsi.

"Khususnya pelajar bisa mengganggu psikologi. Kalau sampai hamil dan melakukan aborsi, itu juga mengganggu kesehatan," kata Eko.

Lebih jauh Eko mengatakan, pihaknya bekerjasama LSM yang konsen di bidang tersebut untuk memutus rantai eksploitasi seksual di kalangan anak.

"Kita khawatir mereka masuk dalam sindikat prostitusi," kata Eko.

Puluhan pelajar yang menjadi pekerja seks komersial (PSK) dan ditangani LSM Cemara rela melakukan aktivitas tersebut demi membeli barang kebutuhan pribadi.

Menurut aktivis LSM Cemara, Eli, kebutuhan barang yang mereka beli beragam, di antaranya sepatu baru dan ponsel.

"Mereka rata-rata berasal dari keluarga berpenghasilan rendah. Selain untuk kebutuhan ekonomi, mereka terpaksa melakukan itu untuk kepentingan pribadi seperti beli sepatu baru atau HP," kata Eli kepada wartawan di Restoran BMC Bandung, Selasa (15/6/2010).

Eli mengatakan, pelanggan para pelajar SMA itu beragam. Namun, lanjutnya, rata-rata berasal dari kalangan Om-om.

"Ya ada juga dari kalangan muda. Rata-rata berasal dari Bandung," tandas Eli. Disinggung soal tarif, Eli mengaku tidak menanyakannya kepada mereka. Menurut Eli, soal tarif merupakan hak mereka.

"Soal tarif kita tidak menanyakannya, itu hak mereka. Sejauh ini kami LSM cemara berupaya untuk meminimalisir agar mereka tidak sampai keterusan menjalani profesi tersebut," kata Eli.

Lebih jauh Eli mengatakan, para pelajar SMA itu melakukan aktivitas belajar setiap hari seperti biasa. Namun, kata dia, pada malam harinya, mereka keluar rumah sekitar pukul 22.00 WIB.

"Rata-rata mereka mulai keluar rumah setelah belajar sekitar pukul 10 malam. Alasannya pergi ke rumah teman," kata Eli. Disinggung modus lain selain mangkal di suatu tempat, Eli mengatakan, mereka biasanya sudah janjian via telepon.

"Bisa by phone. Nomor telepon itu biasanya diperoleh dari orang lain yang sudah berhubungan dengan pelajar tersebut," kata Eli.

Eli pun mengimbau kepada para orangtua yang memiliki anak wanita yang masih pelajar agar meningkatkan pengawasan. Jika izin keluar rumah pada malam hari, orang tua patut mewaspadainya.

"Orangtua juga harus meningkatkan pengawasan. Kalau anak perempuannya keluar malam, patut diwaspadai," kata Eli.

Sumber : OkeZone

Hidup untuk berbagi berbagi untuk hidup

5 komentar:

  1. mana, tanggung jawab keluarga dan pemerintah….

    BalasHapus
  2. pendidikan di rumah yang paling penting kalau sudah begini..

    BalasHapus
  3. na'udzubillah min dzalik.... :(
    tak mamour berkata kata lagi saya membacanya...
    dunia memang udah edan...

    BalasHapus
  4. wah lumayan nih sob hahahaha lumayan bgt

    BalasHapus
  5. Perhatian dan kasih sayang dilingkungan sangat penting untuk mereka.

    mohon ampuni dosa mereka dan berikan lah jalan yang terbaik untuk mereka,
    amin

    BalasHapus

WARNING
!!!....NO SPAM....!!!!